Thursday, April 24, 2008

A Costly Journey Through Indonesia

the original tagline should be "A Flavourful Journey Through Indonesia", but probably "costly" is more suitable to describe Tesate, a new food place in Plaza Senayan, Jakarta, that serves authentic traditional and modern Indonesian cuisine in a whole new sense of style.

located just one level below the Cinema XXI area, from the front side, Tesate looks just like a small coffee shop. but after walking across a small hallway besides the main entrance, we can find a 'hidden' restaurant lounge. the hallway itself is very sophisticated, with a blue lighting and a catwalk feeling.


entering the restaurant area, we can clearly see the mixture between modern and traditional theme, brought by the restaurant. the minimalist look, mixed with the traditional javanese ornaments, like the use of the original javanese letters, really gives the idea of what the food is about. the form of the menu also expresses the same feeling, with the use of the traditional "Kipas Abang Sate" shape as the design.

looking at the prices shown in the menu, some of us might get shocked by the fact that some of the foods can be managed outside for a lot more reasonable price. for example, "Nasi Pecel Madiun" is priced for IDR 65,000 (probably they go to Madion for real to get the food, and the price is more for the transportation cost), while "Kunyit Asam" can be enjoyed for IDR 22,000. however, when you entered the spot, you should already have committed to yourself that here, you are not only buying the food and the taste, but also the atmosphere and the good hospitality.

for the taste of the food, I can say that it isn't really much that interesting. it's enjoyable, but not as impressive as how it looks. on the other hand, the packaging and the placement is quite exquisite. I ordered "Nasi Goreng Kampung" for IDR 39,000, and it comes with a long wooden tray, displaying 3 different plates; one big plate for the fried rice (but not big portion), and two small plates for gado-gado (Indonesian Salad with peanut sauce) and crackers. special note for gado-gado, the taste is quite remarkable.

the colourful and flavourful journey ended when the bill came. like I said before, the price given will take you back to the place where you came from. I could still enjoy the leftover of "High Mountain Green Tea" that I ordered for the drink, which is very strong in taste and smell, which also perfectly symbolized my bitterness when I had to pull out my wallet. for the complimentary, some ginger candies were given along with my change. after all, the journey was worth the price, but obviously I can't do this too often, which means I'm not going back to this place for quite a long time.

read more...

Tuesday, April 22, 2008

Fiksi.

buat yang kangen sama Ladya Cheryl tapi gak sabar menunggu Babi Buta yang Ingin Terbang, ada "Fiksi" yang sepertinya akan dirilis terlebih dahulu, yakni 19 Juni 2008.

"Fiksi" berkisah tentang Alisha yang tidak kerasan tinggal di rumahnya dan merindukan dunia luar. impiannya itu seakan terwujud ketika mendengar siulan Bari. Alisha pun jatuh cinta, meskipun Bari telah memiliki kekasih. segala upaya pun dilakukan demi mendapatkan cinta tersebut, termasuk penipuan, jebakan, hingga pembunuhan!

dari sinopsis tersebut, sangat jelas terlihat bahwa genre yang diusung adalah drama thriller. menurut pengakuan Joko Anwar, sang penulis skenario, "Fiksi" terinspirasi oleh kisah klasik Alice in Wonderland, di mana dalam literatur klasik tersebut diceritakan tokoh Alice yang bermimpi ke dunia Wonderland, sementara dalam "Fiksi" tokoh Alisha bagaikan hidup di dunia mimpi yang terjebak di kehidupan nyata.

dengan disutradarai Mouly Surya, film yang berada di bawah bendera Cinesurya dan memakan 18 hari untuk proses syutingnya ini turut didukung oleh beberapa nama kawakan, seperti Donny Alamsyah (9 Naga, Selamanya) dan Kinaryosih (Mendadak Dangdut, Claudia/Jasmine).

bagi yang penasaran, bisa mengintip sedikit trailernya di sini.

Foto: dok. 21cineplex.com

read more...

Wednesday, April 9, 2008

Black is (Not) So Rumptious

setelah banyak sekali melihat review-review yang ada mengenai Miitem, baik itu dari berbagai acara kuliner di televisi hingga blog di internet, pada akhirnya gue berkesempatan mengunjungi restoran yang (katanya) makanannya unik tersebut.

dari gambarnya aja udah ketahuan banget kan di mana uniknya? tapi hati-hati, penampilan bisa menipu. baca dulu entry kali ini hingga selesai.

kebetulan outlet Miitem yang gue kunjungi adalah cabang yang berada di lantai teratas Plaza Indonesia, dan gue gak sendirian, melainkan bersama salah satu teman.

suasana siang itu cukup lengang karena kebetulan jam makan siang baru saja lewat. dengan dihiasi penerangan lampu temaram, sepertinya outlet Miitem plaza Indonesia ini berusaha menciptakan suasana relaks dan romantis. namun sayangnya, sepertinya hal itu kurang berhasil oleh karena suasana di luar yang ramai, plus lampu terang benderang koridor Plaza Indonesia yang dengan mudahnya menembus masuk ke dalam. juga, sekumpulan tante sasak yang mungkin sedang arisan cukup mengganggu ketenangan kami berdua saat itu dengan celotehan dan canda riangnya.

cukup dengan tempatnya, ternyata Miitem tidak hanya menjual mie berwarna hitam, melainkan warna pink dan putih juga turut menjadi pilihan, dengan bahan dasar yang berbeda pula. juga, ternyata tidak hanya mie yang berwarna hitam di sini, tapi pangsit dan nasi goreng pun turut dibuat hitam. setelah berkutat beberapa lama dengan penuh kebingungan serta bertanya sana-sini, akhirnya kita berdua memutuskan untuk memesan cwie miitem dan pasta berwarna pink (maaf lupa nama aslinya), dengan hot green tea dan lemongrass (ini juga kurang akurat karena lagi-lagi teman gue lupa menunya sendiri, maklum begitu sampai di sana yang terus ia lakukan adalah mengeluarkan kameranya dan jepret sana-sini) sebagai minuman.

untuk ukuran rasa, gue dan teman gue setuju kalo rasa miitem biasa saja, bahkan cenderung berminyak oleh karena bahan dasar tinta cumi yang dipakai. juga, porsinya kurang begitu sepadan dengan harga. hal ini bisa dimaklumi, oleh karena lokasi outletnya yang berada di salah satu pusat perbelanjaan kelas atas di jakarta. jadi semangkuk mie dengan harga Rp. 30 ribu sepertinya sah-sah saja.

akhir kata, dengan harga yang tidak biasa, sepertinya Miitem masih perlu melakukan pembenahan di sana-sini, terutama soal citarasa. meskipun demikian, gue cukup salut dengan keberanian konsep dan pilihan menu-menu yang cukup kreatif.

read more...