Saturday, August 18, 2007

No One Wants to be Alone!

akhirnya niat gue selama ini buat nonton midnight di Jakarta kesampaian juga. gak tanggung-tanggung, film yang menjadi tontonan adalah film horror! tadinya gue bareng teman-teman gue berniat nonton double feature Alone + Shutter yang dihadiri dua orang sutradaranya dan bintang utama Alone. namun apa daya, teman-teman gue semuanya tipe last-minute, jadinya untuk double feature tersebut kehabisan tiket, dan kita hanya bisa mendapatkan sesi pemutaran kedua Alone malam itu, yakni pukul 10.45. cukup kecewa sih, mengingat pemutaran double feature dilakukan di auditorium terbesar Blitz, sementara sesi yang kita datangi hanya berada di auditorium regular.

Alone mengisahkan tentang sepasang saudara kembar siam, Pim dan Ploy yang memiliki sifat yang bertolak belakang. sayangnya kebersamaan mereka harus berakhir di atas meja operasi, lantaran salah satu dari mereka tidak selamat dari operasi pemisahan. bisa ditebak, selanjutnya teror-teror menghantui kembar satunya, seakan tidak rela mereka dipisahkan begitu saja.

jika ditilik dari keseluruhan plot, film ini sebetulnya cukup unik dan cenderung berani dalam memainkan alur cerita. twist yang disajikan pun sangatlah pintar. namun sayangnya, hal tersebut yang seharusnya menjadi kekuatan terbesar dalam film ini malah seakan menjadi kelemahan terbesar, lantaran sudah pasti ekspektasi sebagian penonton setelah menonton film ini akan menurun.

sudah pasti sebuah film horror belum afdol kalau gak ada momen-momen terkejutnya. begitu pula dalam film ini, tiga perempat awal film ini pun dipenuhi oleh berbagai shocking scenes, sampai-sampai seisi penonton gak henti-hentinya berteriak. namun sayangnya sebagian besar dari momen-momen tersebut seakan bisa ditebak, mengurangi ketegangan, namun masih bisa dimaafkan dengan pengaturan jump cuts dan musiknya. juga, kalau kita membuka mata kita lebar-lebar dalam menonton keseluruhan film ini tanpa sedetikpun mengedipkan mata atau bersembunyi ketakutan, sebetulnya plot twist yang disajikan di film ini bisa ditebak dengan mudahnya.

secara keseluruhan, untuk ukuran film horror film ini cukup mengecewakan oleh karena semua keterkejutan yang dihasilkan pada akhirnya menjadi tidak berkesan. belum lagi dengan cara penayangan Blitz yang seringkali mempermainkan penglihatan para penontonnya dengan menarik-narik film ke atas berulang kali untuk menayangkan teks bahasa Indonesianya , yang makin menambah kekecewaan kami para penonton. tapi jika dibandingkan dengan film-film horror cupu buatan dalam negeri, film ini jaaauhhh lebih nendang. lihat saja sendiri keseluruhan aspek film ini, mulai dari sinematografi yang apik, desain produksi yang rapi, permainan genre, hingga plot twist yang ditawarkan, semua itu sepertinya bisa dijadikan poin-poin kuat untuk memaafkan kedataran kata 'horror' di film ini.

kalimat "the most anticipated Thai horror movie of the year" yang terpampang di posternya mungkin terdengar agak klise dan rancu, namun film ini betul-betul layak ditonton sebagai bukti kepiawaian sineas film Thailand dan bahan pelajaran para sineas film Indonesia di masa mendatang.

Cast: Marsha Wattanapanich
Directed by: Banjong Pisanthanakun & Parkpoom Wongpoom
Country: Thailand
Runtime: 95 min.

2 comments:

Anonymous said...

ini dijual dvdnya ga sih? dmn ya? bukan yg bajakan tp.. gw liat di internet ada sih yg jual, tp ga ada subtitle englishnya.. thai smua..

Anonymous said...

yg asli udah keluar? hmm.. masuk akal sih soalnya di thailand filmnya release 29 march. kalo gitu musti nunggu yg versi internationalnya kali ya. tapi harusnya dvd udah pasti ada english sub dong?